Sabtu, 06 November 2010

ENTAH

Aku ..
Aku seorang yang penuh semangat
Aku seorang yang penuh keceriaan
Penuh dengan perasaan yang sulit ditebak
Mengapa semua menghilang
Perasaan aku , semangat dan keceriaan ku yang dulu ..
Kemana aku harus mengadu ?
Aku butuh tempat untuk bersandar !
Mengapa tak ada seorangpun mau peduli
Kemana teman ?
Kemana sahabat ?
Kemana orang terdekatku
Mengapa tak ada seorangpun dapat mengerti aku ?
Aku dan semua perasaan ku ini
Kamu !
Aku butuh kamu ..
Aku butuh , sangat membutuhkanmu
Kamu yang menjadi tempat aku bersandar ..

musibah gunung merapi

Indonesia memang indah karena banyak gunung, pantai, kebudayaannya yang masih kental. Salah satunya gunung merapi, Merapi (ketinggian puncak 2.968 m dpl, per 2006) adalah gunung berapi di bagian tengah Pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia. Lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang di sisi barat, Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara. Kawasan hutan di sekitar puncaknya menjadi kawasan Taman Nasional Gunung Merapi sejak tahun 2004.
Gunung ini sangat berbahaya karena menurut catatan modern mengalami erupsi (puncak keaktifan) setiap dua sampai lima tahun sekali dan dikelilingi oleh pemukiman yang sangat padat. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali. Kota Yogyakarta adalah kota besar terdekat, berjarak sekitar 27 km dari puncaknya, dan masih terdapat desa-desa di lerengnya sampai ketinggian 1700 m dan hanya 4 km jauhnya dari puncak. Gunung ini adalah salah satu dari enam belas gunung api dunia yang termasuk dalam proyek Gunung Api Dekade Ini (Decade Volcanoes)
Peningkatan status dari "normal aktif" menjadi "waspada" pada tanggal 20 September 2010 direkomendasi oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta. Setelah sekitar satu bulan, pada tanggal 21 Oktober status berubah menjadi "siaga" sejak pukul 18.00 WIB. Pada tingkat ini kegiatan pengungsian sudah harus dipersiapkan. Karena aktivitas yang semakin meningkat, ditunjukkan dengan tingginya frekuensi gempa multifase dan gempa vulkanik, sejak pukul 06.00 WIB tangggal 25 Oktober BPPTK Yogyakarta merekomendasi peningkatan status Gunung Merapi menjadi "awas" dan semua penghuni wilayah dalam radius 10 km dari puncak harus dievakuasi dan diungsikan ke wilayah aman.
Erupsi pertama terjadi sekitar pukul 17.02 WIB tanggal 26 Oktober. Sedikitnya terjadi hingga tiga kali letusan. Letusan menyemburkan material vulkanik setinggi kurang lebih 1,5 km dan disertai keluarnya awan panas yang menerjang ke Kaliadem, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman. 27 Oktober, Gunung Merapi pun meletus. Dari sekian lama penelitian gunung teraktif di dunia ini pun meletus. 28 Oktober, Gunung Merapi memuntahkan Lava pijar yang muncul hampir bersamaan dengan keluarnya awan panas pada pukul 19.54 WIB. Tentu saja hal ini membuat kepanikan warga yang tinggal disekitar gunung, mereka harus berlarian untuk menyelamatkan diri dan keluarga walaupun banyak diantara mereka yang terluka. Akibat dari bencana ini adalah puluhan rumah dan bangunan-bangunan porak poranda terkena awan panas, kendaraan-kendaraan hangus, hewan peliharaan yang mati terkena terjangan awan panas dan banyak korban jiwa yang berjatuhan.
Para warga yang hidup dan tinggal pengungsian lebih menderita. Bukan hanya karena kehilangan keluarga, sanak saudara, tempat tinggal, harta, bahkan mata pencaharian, mereka juga akan bingung bahkan tidak tahu apa yang akan mereka lakukan setelah tsunami menghancurkan segalanya. Bahkan mungkin anak-anak yang tinggal disekitar merapi mengalami trauma berat akibat meletusnya gunung merapi dan kehilangan orangtuanya. Para korban tidak mungkin selamanya tinggal di pengungsian ataupun selamanya menggantungkan hidup kepada orang lain. Mereka harus berjuang dari nol lagi untuk membangun hidup mereka. Kehidupan disekitar merapi tidak akan kembali seperti dahulu dengan cepat. Mungkin saja para warga harus berpindah ke daerah lain sebelum keadaan kembali lagi seperti semula. Selain itu hidup di pengungsian pun tidak mudah. Bisa dibilang mereka sangat kekurangan dari tempat untuk tidur, makanan, alas untuk tidur, selimut, pakaian, air kebersihan, juga obat-obatan.
Letusan terbesar diawali pada pagi hari Kamis, 4 November 2010, menghasilkan kolom awan setinggi 4 km dan semburan awan panas ke berbagai arah di kaki Merapi. Banyak warga yang tewas dan mengalami luka bakar karena terjangan awan panas yang panasnya 6x lebih panas dari air mendidih. Selanjutnya, sejak sekitar pukul tiga siang hari terjadi letusan yang tidak henti-hentinya hingga malam hari dan mencapai puncaknya pada dini hari Jumat 5 November 2010. Rangkaian letusan ini serta suara gemuruh terdengar hingga Kota Yogyakarta (jarak sekitar 27 km dari puncak), Kota Magelang, dan pusat Kabupaten Wonosobo (jarak 50 km). Hujan kerikil dan pasir mencapai Kota Yogyakarta bagian utarasampai-sampai banyak terjadi kecelakaan akibat tebalnya abu yang menutupi kaca mobil serta jarak pandang hanya 10km, sedangkan hujan abu vulkanik pekat melanda hingga Purwokerto dan Cilacap. Pada siang harinya, debu vulkanik diketahui telah mencapai Tasikmalaya, Bandung, dan Bogor.
Bahaya sekunder berupa aliran lahar dingin juga mengancam kawasan lebih rendah setelah pada tanggal 4 November terjadi hujan deras di sekitar puncak Merapi. Pada tanggal 5 November Kali Code di kawasan Kota Yogyakarta dinyatakan berstatus "awas" (red alert).
Indonesia berduka, ya Bangsa ini memang sedang mengalami cobaan yang sangat besar. Selain merapi terjadi juga bencana tsunami dimentawai. Semoga dengan adanya bencana ini bisa dijadian pelajar oleh kita agar bias lebih mendekatkan diri lagi kepada sang pencipta, dan semoga korban gempa bisa diberikan kesabaran dan keikhlasan dalam menghadapi cobaan. Kita sebagai masyarakat Indonesia pun ikut bersedih dengan bencana yang menimpa saudara kita diyogya. Dan pastinya kita berharap bencana segera berakhir serta bantuan kepada para korban dapat diterima dan diberikan kepada mereka dengan cepat dan tepat. Dan semoga semua korban tidak menyerah untuk tetap melanjutkan kehidupanmereka.



grisdayanti 1PA04
ILMU BUDAYA DASAR